Palu - Setelah sukses menggelar gerai Vaksinasi di Dusun IV Raranggonau, Desa Pombewe, Kabupaten Sigi, Satuan Brimob Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) kembali membuka gerai vaksinasi Covid-19 bagi warga di wilayah terpencil, Minggu (12/12/2021).
Sama seperti sebelumnya, untuk menempuh lokasi vaksinasi di Desa Loru dusun IV Tompu Kec. Biromaru Kab. Sigi, tim Vaksinator, PID dan perwakilan perwira di bawah pimpinan Wadansat Brimob Polda Sulteng, AKBP Denny Jatmiko, S.I.K. memanfaatkan kendaran jenis trail untuk menembus akses jalan yang sulit dilalui oleh kendaraan konvensional tersebut.
Dimana untuk mencapai lokasi tersebut, para personil Brimob ibu harus menempuh jarak 12 Km dengan kondisi jalan licin dan curam.
"39 orang warga berhasil di vaksinnasi dari jumlah 60 orang warga yang mendaftarkan diri pada hari ini" ujar Wadanyon A Pelopor AKP Cahyo Suryanto yang turut serta pada kegiatan tersebut.
Selain memberikan vaksinasi gratis kepada warga, rombongan juga menyalurkan bantuan berupa sejumlah paket bahan pokok kepada perwakilan warga yang diserahkan secara simbolis oleh Wadansat Brimob Polda Sulteng AKBP Denny Jatmiko, S.I.K.
Kepada perwakilan warga, Wadansat Brimob menyatakan apresiasinya atas penerimaan hangat warga sekaligus mengajak warga untuk mendukung program pemerintah dalam mempercepat Vaksinasi Nasional.
"Seperti yang Saya sampaikan sebelumnya, giat ini adalah implementasi arahan dan petunjuk Dansatbrimob untuk senantiasa mungkin menghadirkan negara ditengah-tengah masyarakat, memberikan pelayanan terbaik dan memberikan dukungan terbaik guna mensukseskan penanganan pandemi di Sulawesi Tengah" Terangnya
"Melalui kegiatan ini pula kami ingin mendekatkan diri dengan seluruh warga dimanapun berada, sekaligus menjadi kampanye kami akan toleransi, kerukunan, kesatuan dan kekeluargaan dengan menyentuh saudara kita di pelosok, kalau bukan sekarang, kapan lagi, kalau bukan kita, siapa lagi" Ulangnya.
Menurut informasi petugas PID Satbrimob Polda Sulteng Briptu M Aldin Rizhan Karim yang menyertai giat ini, ke 61 kepala keluarga atau sejumlah rata-rata 287 jiwa warga Desa tersebut memiliki penghidupan melalui berkebun. Untuk turun gunung/desa, mayoritas warganya masih berjalan kaki dibanding dengan kendaraan dikarenakan aksesnya jalan yang sulit.